Kamis, 27 Agustus 2015

Tanda-tanda Wanita dimabuk Asmara



Tanda-tanda Wanita Mulai Tuaaaa dimabuk Asmara




*laughs*
What an extra-ordinary title for one of my posts here.
Oh well, whatever.


Jadi begini, 
Mendadak aku memikirkan diriku (padahal biasanya juga gitu), dan terpikirkan adanya sesuatu yang luar biasa tengah kurasakan.
Tau kan, yun, kalo kita ini wanita yang cenderung malas; malas ngerawat-rawat, malas belajar jadi wanita sejati. Tapi tadi terpikirkan olehku untuk mulai bergerak.



Kapan hari terbaca olehku sebuah postingan menarik tentang angka-angka dalam bahasa Jawa (Thanks Phillips!), dimana angka diatas dua puluh di baca dengan akhiran likur yang artinya LIngguh KURsi (duduk di kursi) yang artinya:

“Pada usia 21-29 itulah pada umumnya manusia mendapatkan “TEMPAT DUDUKNYA”, pekerjaannya, profesi apa yang akan ditekuni dalam kehidupannya, apakah sebagai pegawai, pedagang, seniman, penulis (AAAAMIIIIN) dan lain sebagainya.”


Tapi di antara angka-angka tersebut ada yang berbeda, yaitu pada angka 25 yang dibaca SELAWE.
Katanya itu kepanjangan dari SEneng-senenge LAnang lan WEdok (Senang-senangnya laki-laki dan perempuan), yaitu merupakan puncak asmara manusia, dimana biasanya banyak yang menikah di usia ini.

Mau baca penjelasan lebih lanjut tentang angka-angka dalam bahasa Jawa di atas? Hit this button: KEUNIKAN ANGKA DALAM BAHASA JAWA "SELAWE - SEKET - SEWIDAK".


Hmmm….
Usiaku berada di angka 24 tahun ini, yang berarti I’ll turn 25 next year, and yeah I want to marry someone.
*coughs*

Tapi membina rumah tangga tidaklah segampang ngurusin Pou atau nge-dekor rumah pet-mu di Pet Society kan. Masak juga nggak segampang pas main Cooking Academy.
Makanya, seiring berjalannya waktu, dalam kehidupan seorang wanita* (*dibaca: aria) mulai timbul gejala ‘upaya mempersiapkan diri’ di bawah ini:

  • Mendadak pengen belajar masak

Oke, ini nggak berlaku buat cewek-cewek sejati di luar sana yang emang hobi masak ya. Tapi buat kamu-kamu (aku-aku; kita-kita, maksudnya *coughs*) yang biasanya cuman jadi seksi cicip-cicip kalo ada acara masak bareng gini biasanya gejala ini sangat terlihat. Singkat kata, kalau biasanya cuman masak kalo lagi ngga ada orang di rumah, ngga ada makanan, ngga ada duit buat jajan keluar… (itupun masaknya telor ato mie instant), terus suatu ketika pas jalan ke mall terus mampir ke grocery nya mendadak kamu pengen beli-beli bahan masakan, terus kamu juga mendadak suka liat-liat buku resep terus pengen nyobain bikin, liat-liat foto makanan terus pengen bisa bikin juga… 

Apalagi kalo udah mulai resah dan gelisah kalo ngeliatin bagian alat-alat masak, alat-alat rumah tangga…
Bahaya tuh!
Ada yang aneh! 
Pasti ada sesuatu!

  • Mendadak pengen mulai rajin ngerawatin badan

Biasanya meski make-up an tebal tapi sampe rumah langsung tidur tanpa bersihin make up nya dulu…
Biasanya rambut dikeramasin doank, badan sama muka disabunin doank…
Biasanya bibir kering dikelupasin aja, kulit kering dibiarin aja…

Terus mendadak mulai beli-beli produk perawatan kecantikan, 
mulai rajin bersihin muka, 
rambut mulai di creambath lah, hair mask lah, apa lah,
mulai luluran, mulai suka maskeran, mulai mempertimbangkan buat lebih sering nyalon…
Mulai pake lipbalm sama body lotion biar kulitnya ternutrisi…
Mulai tanya-tanya ke pacar; Kalo aku begini bagus nggak? Kalo aku pake itu gimana? 

Memang nggak sekonyong-konyong jadi apa-apa bergantung pada selera pasangan sih, karena wanita lebih tahu style favorit versinya sendiri dan (biasanya) nggak suka dan emang nggak bisa dipaksa ‘pindah ke lain hati’ (meskipun biasanya sok ngatur cowoknya bagusnya pake apa sih *laughs*). Tapi yah, you know lah ya. Cinta pada lawan jenis bahkan bisa membuat cewek boyish yang notabene super cuek soal penampilan jadi mulai pake jepit rambut sama lipgloss loh. *laughs hard*

So, boys… kalo didekatmu ada yang kayak gini, jangan diejekin yaa… karena mungkin saja gadis itu menyukaimu! 


Halah apa ini~ malah mbleber lagi kemana-mana. -_-);


  • Mendadak suka ngomong ngelantur sambil ngayal sana sini

Nanti kalo nikah aku maunya kayak begini begitu… resepsinya begini begitu… undangannya… tamunya… gaun-nya… dresscode nya… 
Nanti kalo udah nikah maunya tinggalnya dimana… maunya rumahnya gimana… nanti interiornya kayak gimana… 
Kamu most likely NGGAK ngomongin hal-hal kayak ini sama temenmu jaman kalian SMA (apalagi SMP) dulu kan, ladies~
Ada sesuatu yang mendasari kenapa kamu jadi suka membicarakannya sekarang.

Tapi ingat ya yun,

Dreaming and planning are two different things!
Dreaming draws us out from reality; makes it harder for us to go through.
Planning makes us stay focus on watching our targets while preparing to reach for them; thus, makes the future look easier to embrace.

So, beware!


  • Mendadak suka ngeliatin anak kecil

Well…
Wanita memang pada dasarnya suka anak kecil, meski tak menutup kemungkinan dimana pada suatu titik di kehidupannya, beberapa wanita justru sebel sama anak-anak. Temennya bunda ada yang gitu juga kan. Ya. Temen bunda yang katanya malah jadi guru TK itu. *laughs*

Memang, kayaknya biasa ya kalo seorang perempuan itu suka komentar “iiih~ anaknya lucu bangeeet~ JADI PENGEN PUNYA ANAK JUGA DEH~”

Aku sebenernya kurang tau apakah usia memengaruhi pemikiran perempuan terhadap makhluk Tuhan yang cenderung masih polos itu. Kalo aku, kayaknya kalo liat anak nggemesin, kapanpun itu aku pasti bakal mbatin “jadi pengen punya anak juga”.

Kita baca Yotsuba&! pertama kali kapan sih, yun??? O_O)


Oh well… setidaknya dulu waktu liat Shinchan aku kayaknya biasa aja. Tapi pas liat dia lagi kapan hari, aku jadi ngerasa Shinchan itu lucuuuuk banget, jadi pengen punya anak! *laughs* mungkin efek episode yang diliat juga kali ya? Ah entahlah.

Terus, 
Kamu jadi suka mikir, nanti sama anakku bakal begini, nanti mendidiknya begini. Mulai mikirin, dan mengingat-ingat metode dan teknik mengurus dan mendidik anak yang baik yang kayak gimana…
Mungkin dari usia muda juga udah kepikiran ya sekali dua kali…
Tapi kalo udah semakin sering dipikirin?

  • Mendadak jadi observatif

Sebenarnya kalo kita sih dari dulu udah observatif, yun. Apalagi kalau bosan, ya kan?
Tapi, observasi yang dilakukan ketika bosan biasanya tak berbuah; abis itu ya kemungkinan bakal lupa, meskipun misi untuk menghilangkan kebosanan mungkin berhasil dijalankan. Tapi yah, suatu ketika akan muncul saat dimana kamu benar-benar mengamati sesuatu, mengamati kejadian-kejadian, yang tujuannya untuk diterapkan (baik dicontoh atau diingat sebagai sesuatu yang tak akan dan tak mau kau lakukan) di kemudian hari, di masa depan.

Apa yang diamati?
Macam-macam: interaksi orang-tua dengan anaknya, belanja bareng pasangan, ngurus rumah bareng pasangan, bentuk upacara dan acara resepsi pernikahan, perlakuan terhadap pasangan, orang tua kita dan orang tuanya, terhadap anak-anak. Mulai mendapat nasehat-nasehat dan mencatat nasehat-nasehat itu…




Kamu udah mulai merasakan gejala-gejala di atas?
Mungkin sudah waktunya kamu menikah. *coughs*
Atau kalau pun belum, setidaknya, yang pasti, kamu… udah… makin tuaaaaaaaa dewasa.

*chokes*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar