Memorabilia 8 Februari
Oleh: Winaldo Artaraya Swastia
★★★★☆
Aku secara pribadi menyukai bagaimana judul ini ditulis;
dengan meng-horizontal-kan angka delapan itu, membuatnya terlihat seperti tanda
infinite;
tanda kekekalan. Kumpulan cerpen ini bukannya baru… pertama kali terbit tahun
2014… tapi baru kujumpai beberapa waktu lalu. Jadi, yah…
Alasan beli:
(1) Judulnya
(2) Desain sampulnya
(3) Ulasan di bagian
belakang buku yang menyatakan bahwa cerita-cerita didalamnya adalah mengenai
pencerahan
Tebal : 160
halaman
Panjang : 20cm
Lebar : sekitar
13,5cm
Berisi 14 cerita pendek lain
tokoh dengan
berbagai tema, berbagai setting, berbagai sudut pandang, namun entah bagaimana terasa seperti ada garis yang
menghubungkan satu judul dengan judul lain di buku ini. Entahlah. Bukan berarti buku ini membosankan. Kau akan terkejut.
Angin ke Barat, Matahari Senja
(A Taste of Almond)
|
tentang sepasang tua yang berjalan ke barat,
dan donat almond
|
★★★★★ Cerita
favoritku dari buku ini. Sederhana namun sarat makna.
Tidak bisa ditebak; kau hanya perlu
terus membaca. Cerita yang bagus untuk
memulai, pikirku. Dan aku suka pembicaraan tentang almond itu. Random,
sih... Dan entah apa aku hanya terlalu melankolis, yang jelas mataku berair ketika selesai membacanya.
|
|
Peron 4
|
tentang seorang lelaki, dan kunjungan wanita tua ke
stasiun tua, dan pertemuan keduanya
|
★★★★☆ Dengan
sudut pandang yang unik dan beberapa ‘kejanggalan’, cerita ini membuatku
waspada dan terus mengira-ira. Dan benar saja.
Ada ‘sesuatu’. Peron 4 pada judulnya entah bagaimana membuatku mengaitkannya
kepada archetype dan simbolisme angka 4 itu sendiri.
|
|
Kami Bertukar Senyum dalam
Kesahajaan
|
tentang pramugari, seorang anak kecil dan layangan
|
★★☆☆☆ Aneh,
menurutku. Kalau boleh berlebihan, aku akan bilang cerita
ini menjurus kearah ekstrim. Bertolak-belakang dengan dua cerita sebelumnya yang cenderung lembut dan bersahaja. Tak
terduga tapi juga dapat ditebak. And
I just don’t get it. *laughs* *embarrassed*
|
|
One Night, Lies Stand
|
tentang sepasang asing dengan
kebohongan dan kejujuran di suatu malam
|
★★☆☆☆ Beberapa
kalimat pembukanya mengingatkanku akan salah satu ‘adegan’ dalam novel Aleph
karya Paulo Coelho. Didominasi oleh dialog kedua tokoh, yang membuatku berpikir…
apa ya… seakan penulis sedang mengkhayalkan adegan dan dialog itu dan
menuliskannya. Begitu saja. Or maybe it just me and my ‘wild’ imagination. *shrugs*
|
|
Si Gadis Berambut Merah
|
tentang pertemuan dengan seorang gadis tak dikenal berambut merah
|
★★★☆☆ Menarik. Tak terduga. Tak tahulah apa maksudnya. Siapa gadis
berambut merah itu? Apa yang terjadi padanya? Apa hubungannya dengan si ‘aku’?
Akhir ceritanya benar-benar.
|
|
Four Sheets to the Wind in Copenhagen
|
tentang pemain saxophone dan seorang dosen tua, dan
novel Haruki Murakami
|
★★★★☆ Sebenarnya sederhana,
tapi aku sedikit
gagal menebak alurnya, meskipun endingnya jelas terlihat. Dan aku tertarik
dengan Haruki Murakami dan novel-novelnya.
|
|
Samsara
|
tentang lingkaran kehidupan seorang biku
|
★★★☆☆ Akhirnya. Cerita tentang proses. Tentang lingkaran
kehidupan menurut ajaran Budha. Cerita ini tampak olehku sangat khusus; ada lebih
banyak pengetahuan tentang ajaran Budha di sini.
|
|
Sahara
|
tentang wanita bernama Sahara, dan teman imajinasi
|
★★★★☆ Aku merasa agak aneh
dengan apa yang diungkapkan Sahara. Begitu tiba-tiba. Oh… Ternyata! Well… tak banyak yang bisa kukatakan, cerita ini
hanya ber-adegan satu dudukan.
|
|
Dulu Namanya Bejo
|
tentang mantan ‘preman’ -
pendatang dari Surabaya -
yang bernama Bejo
|
★★★☆☆ Agak mirip, atau
setidaknya berkaitan, dengan cerita ke-tujuh yang berjudul “Samsara”, perihal
Bejo dan Banthe Dhammariya adalah mantan preman. Dan keduanya sama-sama
bersentuhan dengan ajaran Budha. Tapi tentu saja, yang ini lebih ringan dan
‘sehari-hari’.
|
|
Ibu Saya Bilang Saya Hitam
|
tentang wanita cantik nan
menawan, air mata, dan tentang kenangan
|
★★★☆☆ Aku mengikuti saran penulis, sebenarnya, dengan
membaca sambil mendengarkan lagu Can’t
Help Falling in Love. Itu sangat menganggu. Kau mungkin perlu trik khusus
untuk tetap konsentrasi membaca sementara telingamu diam-diam menyimak lirik
lagu yang kamu dengar. Di sini akhirnya tersenggol kata ‘infinite’, dimana
waktu serasa berjalan sangat lambat pada cerita ini. Dan lagi-lagi… I just don’t get it. Siapa wanita itu?
Sebenarnya sejak awal aku tau ada sesuatu, mungkin karena begitulah skema
cerita lainnya. But I just don’t get it.
Apa yang sebenarnya ingin disampaikan penulis? Dan dengan ajaib, aku selesai
membaca tepat ketika lagu itu selesai (untuk ketiga kalinya).
|
|
Harapan Itu Permen Manis
|
tentang perselingkuhan dan cinta terlarang
|
★★☆☆☆ Aku suka kata-kata itu. “Harapan itu seperti permen
buat anak kecil”. Setelah membaca beberapa cerita, aku jadi punya
kebiasaan menebak-nebak sudut pandang penulisan. Dan pada cerita ini dalam
pikiranku terus saja “Kali ini si ‘aku’
ini cowok kah?” “Oh, cewek rupanya…”
“Eh?” Lalu di akhir cerita aku
dibuat “What the… Ha!!”
|
|
H Plus-Minus
|
tentang wanita yang ‘membunuh’ dirinya sendiri
|
★★★☆☆ Kupikir “Ah…
lagi-lagi tentang bunuh diri.” Tapi yah, menarik karena penulis memulai
di masa kini, kemudian dilanjutkan flashback. Aku merasa beberapa ‘lompatan
waktu’ ini tidak diperlukan. Tapi, yah, mungkin ceritanya justru jadi aneh dan
kehilangan esensi jika bagian-bagian itu dihilangkan. Entahlah. Yang pasti, aku
suka bagaimana penulis menyajikan semua detail yang terlihat seperti ‘pernak-pernik’
itu, membuat cerita ini tampak lebih nyata.
|
|
Inilah Tubuhku yang Kukurbankan
Bagimu
|
tentang perpisahan sepasang kekasih dan janji sepihak
yang terlontar
|
★★★★☆ Cerita cinta yang indah,
sederhana, dan tulus, dengan satu adegan yang berani (dan yang sebenarnya
kurang masuk akal, menurutku, tapi yah… terserahlah).
Aku tetap saja dibuat penasaran tentang beberapa hal yang sengaja
‘dirahasiakan’ oleh penulis.
|
|
Memorabilia 8 Februari
|
tentang luapan cinta dan kerinduan
|
★★★★☆ Lagi-lagi, sederhana. Berhasil tertebak, entah karena
aku telah berbuat curang dengan membaca bagian “Sedikit Percikan Memori” di bagian akhir buku ini sebelum membaca cerita ini, atau karena memang cerita
ini mudah ditebak. Sebagai cerita dengan judul yang dipakai untuk melabeli
buku ini, cerita ini amat sangat pribadi. Terlalu pribadi, mungkin. Dan terlalu singkat. Seperti
malam pada cerita itu. Yap. Ini kebalikan dari cerita “Ibu Saya Bilang Saya
Hitam”; kali ini waktu serasa memburu. Tapi aku yakin pembaca tau mengapa.
|
Di buku ini kamu bisa dapat beberapa pengetahuan,
terutama tentang ajaran Budha – istilah-istilah
didalamnya – yang membuat alis berkerut dan bibir mengerucut, tapi cukup untuk
membuatmu ingin mencari tahu lebih banyak. Apalagi jika kamu adalah aku.
Ketika membaca ini, karena sederhana membuat merasa bisa
menebak kelanjutan cerita, namun aku hanya dibuat terkejut. Berulang-ulang. Cerita-ceritanya tak terduga olehku.
Menarik.
Bahasanya indah. Pilihan katanya pun. Sederhana. Bersahaja. Tidak terlalu sulit untuk dicerna.
Cerita-ceritanya semacam terasa sangat pribadi. Seperti
membaca apa yang menarik minat penulisnya.
Singkat kata, ‘pengait minat’ yang tercetak pada bagian belakang buku agaknya
benar-benar tepat.
“BAGI sebagian orang, pencerahan ditafsirkan sebagai
tujuan hidup. Padahal lebih dari itu: sebuah proses. Proses kelahiran, proses
kematian, proses pertemuan, proses percintaan, proses perpisahan, proses
pembentukan kenangan. Kisah-kisah dalam MEMORABILIA 8 FEBRUARI ini menawarkan
percikan proses-proses pencerahan tersebut dengan kisah-kisah keseharian yang
unik, halus, dan menyentuh relung-relung batin kita.”
Yap. That’s
exactly what this book is all about.
Meskipun setelah membaca semua cerita, entah kenapa aku tak merasa tercerahkan
mengenai ‘pencerahan’ itu sendiri, yang justru menyalakan kembali hasratku
untuk mencari tahu. Apa itu pencerahan?
Jadi kau tau kenapa aku menulis dengan gaya bahasa
seperti ini. Yap. Terbawa suasana, seperti biasa. Haha. Dan
meski ini review, tapi seperti yang kau lihat, tulisan ini hanya seperti bagaimana aku melihat buku ini. Tentang apa yang kurasakan terhadapnya. Secara pribadi.
Jika kau tertarik, silahkan baca.
Mau beli online? <Klik di sini>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar