Hi
there, origin-seeker!
Sedang
mencari tahu asal usul sesuatu?
Sekarang
tanggal 29 Februari lho~
Well…
well…
Aku
penasaran.
Memang apa perlunya tambahan satu hari itu? Untuk apa? Apa sebabnya?
Begitu
pikirku.
(Kepiting
ini suka kepo-in masa lalu ya ternyata. *laughs*)
Makanya
aku mulai mencari tahu. Terus jadi ingin berbagi pengetahuan. Tapi mungkin
orang-orang malah udah banyak yang tau ya… ?
Baiklah…
buat yang belum tau dan pengen tau aja, yuk kita cari tau bareng!
Dimulai
dengan bulan kedua itu sendiri. Ada
yang udah tau asal usulnya?
Bulan
kedua. Niigatsu. Bulan kelahiran Kyo. *laughs*
‾͟͟͞(((ꎤ°᷄д°᷅)و ̑̑༉☆))Д´)
Februari
Dalam
bahasa Inggris February. (dibaca ‘februèri’ atau ‘febyuèri’)
Pada
Kamus Encarta, disebutkan bahwa kata ini mulai muncul pada abad ke-14 dan
diambil melalui bahasa Perancis Kuno feverier
dari bahasa Latin februarius (mensis); yang merupakan bulan pemurnian
dari sebuah perayaan tahunan Romawi. Kata ini sendiri pun diambil dari kata februa: sebuah festival pemurnian yang
dirayakan di Romawi Kuno pada sekitaran bulan ini.
Masih
menurut Encarta, bulan ini pada mulanya tidak tercantum pada kalender Romawi
yang dimulai dari bulan Maret. By the way, kalender Romawi yang hanya punya
sepuluh bulan ini diperkenalkan pada sekitar abad ke-7 SM*.
Raja
Numa Pompilius yang menambahkan bulan Januari sebagai bulan pertama, dan
Februari sebagai bulan terakhir. Nah, pada kalender Romawi tahun 452 SM baru
deh bulan terakhir ini (yaitu bulan Februari) dipindah jadi bulan kedua. Tapi,
kalender Romawi pada masa itu punya system hitung yang membingungkan, terlebih
lagi para penguasa cenderung suka mengganti perhitungan itu untuk memperpanjang
masa jabatan mereka. Baru pada tahun 45
SM, Julius Caesar (melalui nasehat ahli astronomi Yunani bernama Sosigenes)
memutuskan untuk menggunakan kalender matahari yang mutlak. Kalender inilah
yang menjadi asal mula kalender yang kita pakai sampai sekarang.
Awalnya,
Februari selalu memiliki 29 hari. Namun kemudian satu hari di bulan ini
disumbangkan ke bulan Agustus (yang namanya diambil dari kaisar Augustus:
kaisar yang menggantikan Julius Caesar), yang tadinya merupakan bulan ke-6.
Katanya, penambahan ini dimaksudkan untuk membuat bulan Agustus ini jadi setara
(dalam hal jumlah hari, sepertinya) dengan bulan sebelumnya (yang tadinya bulan
ke-5 tapi terus berubah jadi bulan ke-7: bulan Juli yang namanya diambil dari nama
kaisar Julius Caesar sendiri).
Kenapa
biar setara? Kurang tau juga sih gue ._.)
Pokoknya,
karena pengalihan satu hari itu-lah maka bulan Februari hanya memiliki 28 hari
pada tahun-tahun normal, dan jumlah itu bertambah satu lagi menjadi 29 pada
tahun kabisat (leap year).
Terus
kenapa kudu ditambah satu lagi gitu sih?
Well…
keep reading~
Tahun
Kabisat dan Revolusi Bumi
Menurut
Jay M. Pasachoff, perputaran Bumi mengelilingi Matahari sebenarnya memerlukan
waktu sekitar 365.25 hari.
Lah!
Ada koma-nya
segala yak! Padahal di kalender kita biasanya adanya cuman 365 hari kan ?
Nah,
itulah…
Sisa
0.25 hari pada setiap tahun ‘normal’ itu disimpan dulu untuk kemudian
‘dikeluarkan’ sebagai satu hari penuh setiap empat tahun sekali. Karena inilah
muncul tahun kabisat yang memiliki bonus satu hari pada bulan Februari.
Tahun
kabisat merupakan sebuah sarana penanggalan yang ditemukan pada jaman Romawi
Kuno untuk menjaga bulan-bulan tetap bersekutu dengan lebih baik, atau lebih
sesuai, dengan musim-musim sepanjang tahun. Tanpa penambahan ini pada tahun
astronomi, katanya, spring equinox
(hari pada musim semi dimana waktu siang dan malam sama lamanya) bakal terjadi
lebih cepat dan lebih cepat lagi pada tahun kalender.
Dalam
bahasa Inggris, tahun kabisat disebut leap
year. Katanya, disebut begitu karena bonus satu hari pada tahun kabisat itu
menyebabkan tanggal berapapun setelah Februari jadi ‘melompati’ (leap artinya lompat) satu hari pada minggu
itu, dan menjadikannya terjadi/datang dua hari kemudian pada minggu itu
dibandingkan dengan yang terjadi pada tahun lalu (yaitu tahun biasa) dimana
tanggal tersebut datang hanya sehari setelahnya.
Tambahan:
Tahun
pada kalender Julian (kalender yang diciptakan oleh Julius Caesar) sebenarnya
lebih panjang 11 menit 14 dekit dari kalender matahari. Nah, ketidaksesuaian
ini terakumulasi hingga pada tahun 1582, vernal equinox (hari pada musim gugur
dimana waktu siang dan malam sama lamanya) terjadi 10 hari lebih cepat dari
biasanya dan membuat hari libur gereja tidak terjadi pada musim-musim yang
sesuai. Untuk membuatnya terjadi pada tanggal 21 Maret, seperti yang terjadi
pada tahun 325 masehi (sesudah masehi), yang merupakan tahun-nya Dewan Nicaea**
Pertama, maka Paus Gregory ke-13 kemudian mengusulkan sebuah dekrit yang
menyatakan mencoret 10 hari dari kalender yang sebelumnya.
Untuk
menghindari pergeseran lebih lanjut,
beliau mencetuskan sebuah kalender baru yang dikenal sebagai kalender
gregorius, yang menetapkan bahwa hanya tahun abad (tahun yang memiliki akhiran
00) yang dapat genap dibagi 400 adalah tahun kabisat, sedangkan yang tidak bisa
merupakan tahun biasa. Dengan demikian,
tahun 1600 merupakan tahun kabisat, sedangkan tahun 1700, 1800, dan 1900 tidak.
Tahun 2000 adalah tahun kabisat, sedangkan tahun 2100, 2200, dan 2300 tidak.
Kita baru akan mengalami tahun kabisat pada tahun dengan akhiran 00 pada tahun
2400 mendatang. Bener nggak ya~ ◔̯◔
Bonus:
Bulan-bulan
pada beberapa kalender yang berbeda (dan dasar masing-masing penanggalan)
Gregorian
|
Jewish
|
Islamic
|
Hindu
|
(Basis:
sun)
|
(Basis:
combination of solar and lunar cycles)
|
(Basis:
visibility of the new moon)
|
(Basis:
moon)
|
January (31)
|
Tishri (Sept-Oct) (30)
|
Muharram (30)
|
Caitra (March-April) (29 or 30)
|
February (28 or 29)
|
Heshvan (Oct-Nov) (29 or 30)
|
Safar (29)
|
Vaisakha (April-May) (29 or 30)
|
March (31)
|
Kislev (Nov-Dec) (29 or 30)
|
Rabi I (30)
|
Jyaistha (May-June) (29 or 30)
|
April (30)
|
Tebet (Dec-Jan) (29)
|
Rabi II (29)
|
Asadha (June-July) (29 or 30)
|
May (31)
|
Shebat (Jan-Feb) (30)
|
Jumada I (30)
|
Dvitiya Asadha (certain leap years)
|
June (30)
|
Adar (Feb-March) (29 or 30)
|
Jumada II (29)
|
Sravana (July-Aug) (29 or 30)
|
July (31)
|
Adar Sheni (leap years only)
|
Rajab (30)
|
Dvitiya Sravana (certain leap years)
|
August (31)
|
Nisan (March-April) (29)
|
Shaban (29)
|
Bhadrapada (Aug-Sept) (29 or 30)
|
September (30)
|
Iyar (April-May) (30)
|
Ramadan (30)
|
Asvina (Sept-Oct) (29 or 30)
|
October (31)
|
Sivan (May-June) (30)
|
Shawwal (29)
|
Karttika (Oct-Nov) (29 or 30)
|
November (30)
|
Tammuz (June-July) (29)
|
Dhu al-Qadah (30)
|
Margasirsa (Nov-Dec) (29 or 30)
|
December (31)
|
Ab (July-Aug) (30)
|
Dhu al-Hijjah (29 or 30)
|
Pausa (Dec-Jan) (29 or 30)
|
|
Elul (Aug-Sept) (29)
|
|
Magha (Jan-Feb) (29 or 30)
|
|
|
|
Phalguna (Feb-March) (29 or 30)
|
*SM itu Singkatan
Mebelum masehi ya… bukan sadist-masochist #digampar
**Nicaea itu nama
kota Byzantium
kuno di Asia Kecil, yang terletak di lokasi yang sekarang jadi İznik di daerah
barat laut Turki.
Semua
informasi didapat dari: Microsoft
Encarta (Microsoft ® Encarta ® 2009. © 1993-2008 Microsoft
Corporation. All rights reserved.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar