Senin, 29 Februari 2016

Asal Usul Tahun Kabisat

Hi there, origin-seeker!
Sedang mencari tahu asal usul sesuatu?
Sekarang tanggal 29 Februari lho~

Well… well…

Ada yang unik dari bulan kedua tahun ini: tahun 2016. Yap! Kita memasuki tahun kabisat; tahun dimana Februari mendapatkan bonus satu hari, yang hanya ia dapatkan setiap empat tahun sekali.
Aku penasaran.

Memang apa perlunya tambahan satu hari itu? Untuk apa? Apa sebabnya?

Begitu pikirku.
(Kepiting ini suka kepo-in masa lalu ya ternyata. *laughs*)

Makanya aku mulai mencari tahu. Terus jadi ingin berbagi pengetahuan. Tapi mungkin orang-orang malah udah banyak yang tau ya… ?

Baiklah… buat yang belum tau dan pengen tau aja, yuk kita cari tau bareng!

Dimulai dengan bulan kedua itu sendiri. Ada yang udah tau asal usulnya?

Bulan kedua. Niigatsu. Bulan kelahiran Kyo. *laughs*
‾͟͟͞(((ꎤ°᷄д°᷅)و ̑̑༉☆))Д´)






Februari

Dalam bahasa Inggris February. (dibaca ‘februèri’ atau ‘febyuèri’)
Pada Kamus Encarta, disebutkan bahwa kata ini mulai muncul pada abad ke-14 dan diambil melalui bahasa Perancis Kuno feverier dari bahasa Latin februarius (mensis); yang merupakan bulan pemurnian dari sebuah perayaan tahunan Romawi. Kata ini sendiri pun diambil dari kata februa: sebuah festival pemurnian yang dirayakan di Romawi Kuno pada sekitaran bulan ini.
Masih menurut Encarta, bulan ini pada mulanya tidak tercantum pada kalender Romawi yang dimulai dari bulan Maret. By the way, kalender Romawi yang hanya punya sepuluh bulan ini diperkenalkan pada sekitar abad ke-7 SM*.
Raja Numa Pompilius yang menambahkan bulan Januari sebagai bulan pertama, dan Februari sebagai bulan terakhir. Nah, pada kalender Romawi tahun 452 SM baru deh bulan terakhir ini (yaitu bulan Februari) dipindah jadi bulan kedua. Tapi, kalender Romawi pada masa itu punya system hitung yang membingungkan, terlebih lagi para penguasa cenderung suka mengganti perhitungan itu untuk memperpanjang masa jabatan mereka.  Baru pada tahun 45 SM, Julius Caesar (melalui nasehat ahli astronomi Yunani bernama Sosigenes) memutuskan untuk menggunakan kalender matahari yang mutlak. Kalender inilah yang menjadi asal mula kalender yang kita pakai sampai sekarang.
Awalnya, Februari selalu memiliki 29 hari. Namun kemudian satu hari di bulan ini disumbangkan ke bulan Agustus (yang namanya diambil dari kaisar Augustus: kaisar yang menggantikan Julius Caesar), yang tadinya merupakan bulan ke-6. Katanya, penambahan ini dimaksudkan untuk membuat bulan Agustus ini jadi setara (dalam hal jumlah hari, sepertinya) dengan bulan sebelumnya (yang tadinya bulan ke-5 tapi terus berubah jadi bulan ke-7: bulan Juli yang namanya diambil dari nama kaisar Julius Caesar sendiri).
Kenapa biar setara? Kurang tau juga sih gue ._.)
Pokoknya, karena pengalihan satu hari itu-lah maka bulan Februari hanya memiliki 28 hari pada tahun-tahun normal, dan jumlah itu bertambah satu lagi menjadi 29 pada tahun kabisat (leap year).

Terus kenapa kudu ditambah satu lagi gitu sih?

Well… keep reading~


Tahun Kabisat dan Revolusi Bumi


Menurut Jay M. Pasachoff, perputaran Bumi mengelilingi Matahari sebenarnya memerlukan waktu sekitar 365.25 hari.

Lah! Ada koma-nya segala yak! Padahal di kalender kita biasanya adanya cuman 365 hari kan?

Nah, itulah…
Sisa 0.25 hari pada setiap tahun ‘normal’ itu disimpan dulu untuk kemudian ‘dikeluarkan’ sebagai satu hari penuh setiap empat tahun sekali. Karena inilah muncul tahun kabisat yang memiliki bonus satu hari pada bulan Februari.
Tahun kabisat merupakan sebuah sarana penanggalan yang ditemukan pada jaman Romawi Kuno untuk menjaga bulan-bulan tetap bersekutu dengan lebih baik, atau lebih sesuai, dengan musim-musim sepanjang tahun. Tanpa penambahan ini pada tahun astronomi, katanya, spring equinox (hari pada musim semi dimana waktu siang dan malam sama lamanya) bakal terjadi lebih cepat dan lebih cepat lagi pada tahun kalender.
Dalam bahasa Inggris, tahun kabisat disebut leap year. Katanya, disebut begitu karena bonus satu hari pada tahun kabisat itu menyebabkan tanggal berapapun setelah Februari jadi ‘melompati’ (leap artinya lompat) satu hari pada minggu itu, dan menjadikannya terjadi/datang dua hari kemudian pada minggu itu dibandingkan dengan yang terjadi pada tahun lalu (yaitu tahun biasa) dimana tanggal tersebut datang hanya sehari setelahnya.



Tambahan:
Tahun pada kalender Julian (kalender yang diciptakan oleh Julius Caesar) sebenarnya lebih panjang 11 menit 14 dekit dari kalender matahari. Nah, ketidaksesuaian ini terakumulasi hingga pada tahun 1582, vernal equinox (hari pada musim gugur dimana waktu siang dan malam sama lamanya) terjadi 10 hari lebih cepat dari biasanya dan membuat hari libur gereja tidak terjadi pada musim-musim yang sesuai. Untuk membuatnya terjadi pada tanggal 21 Maret, seperti yang terjadi pada tahun 325 masehi (sesudah masehi), yang merupakan tahun-nya Dewan Nicaea** Pertama, maka Paus Gregory ke-13 kemudian mengusulkan sebuah dekrit yang menyatakan mencoret 10 hari dari kalender yang sebelumnya. 
Untuk menghindari pergeseran  lebih lanjut, beliau mencetuskan sebuah kalender baru yang dikenal sebagai kalender gregorius, yang menetapkan bahwa hanya tahun abad (tahun yang memiliki akhiran 00) yang dapat genap dibagi 400 adalah tahun kabisat, sedangkan yang tidak bisa merupakan tahun biasa.  Dengan demikian, tahun 1600 merupakan tahun kabisat, sedangkan tahun 1700, 1800, dan 1900 tidak. Tahun 2000 adalah tahun kabisat, sedangkan tahun 2100, 2200, dan 2300 tidak. Kita baru akan mengalami tahun kabisat pada tahun dengan akhiran 00 pada tahun 2400 mendatang. Bener nggak ya~ ◔̯◔


Bonus:
Bulan-bulan pada beberapa kalender yang berbeda (dan dasar masing-masing penanggalan)

Gregorian
Jewish
Islamic
Hindu
(Basis: sun)
(Basis: combination of solar and lunar cycles)
(Basis: visibility of the new moon)
(Basis: moon)
January (31)
Tishri (Sept-Oct) (30)
Muharram (30)
Caitra (March-April) (29 or 30)
February (28 or 29)
Heshvan (Oct-Nov) (29 or 30)
Safar (29)
Vaisakha (April-May) (29 or 30)
March (31)
Kislev (Nov-Dec) (29 or 30)
Rabi I (30)
Jyaistha (May-June) (29 or 30)
April (30)
Tebet (Dec-Jan) (29)
Rabi II (29)
Asadha (June-July) (29 or 30)
May (31)
Shebat (Jan-Feb) (30)
Jumada I (30)
Dvitiya Asadha (certain leap years)
June (30)
Adar (Feb-March) (29 or 30)
Jumada II (29)
Sravana (July-Aug) (29 or 30)
July (31)
Adar Sheni (leap years only)
Rajab (30)
Dvitiya Sravana (certain leap years)
August (31)
Nisan (March-April) (29)
Shaban (29)
Bhadrapada (Aug-Sept) (29 or 30)
September (30)
Iyar (April-May) (30)
Ramadan (30)
Asvina (Sept-Oct) (29 or 30)
October (31)
Sivan (May-June) (30)
Shawwal (29)
Karttika (Oct-Nov) (29 or 30)
November (30)
Tammuz (June-July) (29)
Dhu al-Qadah (30)
Margasirsa (Nov-Dec) (29 or 30)
December (31)
Ab (July-Aug) (30)
Dhu al-Hijjah (29 or 30)
Pausa (Dec-Jan) (29 or 30)

Elul (Aug-Sept) (29)

Magha (Jan-Feb) (29 or 30)



Phalguna (Feb-March) (29 or 30)


*SM itu Singkatan Mebelum masehi ya… bukan sadist-masochist #digampar
**Nicaea itu nama kota Byzantium kuno di Asia Kecil, yang terletak di lokasi yang sekarang jadi İznik di daerah barat laut Turki.


Semua informasi didapat dari: Microsoft Encarta (Microsoft ® Encarta ® 2009. © 1993-2008 Microsoft Corporation. All rights reserved.)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar