Sabtu, 14 Februari 2015

[diary entry] Ke-absurd-an Bahagia dan Cinta

Hari ini, tanggal 14 Februari 2015. 
Beberapa tahun yang lalu mungkin aku masih sibuk ngucapin "Happy Valentine Day" ke nona diary *coughs*.
Hari ini...
Ya.
Hari ini ketika menjalani rutinitas 'nganggur' pagi di kantor sebelum nantinya ngebut dasyat karena deadline super ketat, aku mendadak ingin menulis sesuatu.
Aku juga suka corat-coret loh, Leostrada-kun*... (*dari novel dan hujan pun berhenti karya Farida Susanty). 
Nah, coretan-ku kali ini mungkin berkenaan dengan pria berkulit kecoklatan, bermata sipit, bertingkah bengal, yang kalau kata Farida-chan... east meets west gitu lah meskipun aku belum bisa menemukan sisi 'barat' pada fisiknya dalam imajinasiku.
Banyak yang kupikirkan, dalam kurun waktu yang sedemikian singkat, paling-paling tak sampai 60 menit terdiam berbengong sambil mandangin Kyo-sensei. Aku kembali memikirkannya. Aku memikirkan hidupku, kebahagiaanku, kecintaanku..
Oh darn! Hari ini 14 Februari dan aku pengen ngomongin cinta-cintaan lagi???
Baiklah, jadi kau sudah tau... 
Jika ingin baca lebih lanjut, silakan. Jika tidak, maka aku pun takkan memaksa. Karena sekali lagi, aku menulis hanya untuk diriku sendiri.
「生きると言うなの証を」
だからねぇ。

Musuh terbesarku adalah diriku sendiri. 

Aku sudah tahu itu sejak dulu.

Aku tak punya musuh lain selain itu. Tidak! Punya pun aku akan bisa mengatasinya. Aku selalu akan bisa melawannya. Apa saja. Siapa saja. Kecuali diriku ini.

Aku bahagia. Aku hidup dengan bahagia, dalam keluarga yang berbahagia, bertemu dengan teman-teman yang bisa membuatku bahagia. Tapi aku sendiri. Seorang diri. Berjuang melawan sepi. Berjuang melawan diri ini.

Apa yang kucari?

Mengapa aku sebegini memuja kerinduan akan cinta terhadap dirimu yang begitu jauh dariku? 

Berulang kali aku mengingatkan diriku. Aku tak se-tulus itu. Aku tak murni. Aku tak polos. Aku penuh noda. Aku penuh luka yang kutorehkan sendiri pada tubuhku tanpa sebab. Sebab aku memang tak butuh alasan. Aku tak pernah membutuhkan alasan.

Apa aku gila?

Mungkin.

Apa yang membuatku gila?

Entah.

Jika kau tanya, akan kuberi jawaban yang sama. Meski kau tanyai berulang kali, hanya akan ada jawaban yang sama yang akan kuberi. Karena memang begitulah yang terjadi. Karena memang begitulah adanya.

“Aku bahagia. Aku hidup dengan bahagia, dalam keluarga yang berbahagia, dengan teman-teman yang bisa membuatku bahagia. Tapi aku sendiri. Seorang diri. Berjuang melawan sepi. Berjuang melawan diri ini.”

Bayangan apa yang menggumpal hidup di dalam otakku? Apapun itu, itu membuatku takut. 

Aku pernah bilang kan? Apa yang kau suka dan apa yang kau benci… bagaimana kau bisa memiliki perasaan se-intens itu terhadap sesuatu… meskipun kau bisa sebutkan seribu alasan mengenai itu, pada dasarnya kau sendiri takkan pernah tahu. 

Mengapa? 

Mengapa kau bisa begitu mencintai sesuatu? 

Mengapa kau bisa begitu mencintai seseorang?

Karena dia tampan? Karena dia keren? Karena dia kaya dan kau mencintai uangnya? Karena dia mampu dan kau takjub akan itu? Karena dia baik hati dan itu membuatmu iri?

Mengapa?

Mengapa kau berpendapat demikian?

Mengapa dari sekian banyak orang di dunia ini, yang mungkin sama atau bahkan lebih segala-gala dari pada orang itu, kau lebih memilih mencintainya?

Apa yang berada di dalam otakmu… apa yang berada di dalam hatimu… mengapa kau memikirkan hal itu… mengapa kau merasakannya… pada akhirnya, bahkan kau sendiri pun tidak akan terlalu mengerti. 

Apa yang ada di dalam otak manusia, apa yang dipikirkannya, bisa jadi lebih rumit dari kerumitan apapun yang ada di dunia ini. Ya. Karena bagaimanapun kerumitan itu juga hanya dipikirkan oleh manusia. 

Misteri.

Misteri ada karena ada manusia yang mau repot-repot memusingkannya.

Itu kata Jugoro, dan aku sangat setuju pada pendapat itu. 

Cinta?

Kau pikir dirimu bisa merasa puas bahkan setelah menerima limpahan cinta yang luar biasa banyaknya hingga hampir membuatku tercekat tersengal-sengal karenanya? Tidak! Bagiku cinta itu mengandung candu.

=====
Ah...
Aku berhenti di sana. Perintah untukku telah tiba. Dan begitu aku berhenti menulis, aku juga berhenti memikirkannya. Untuk kembali kesana rasanya sulit luar biasa. Jadi, aku hanya akan berhenti saja.

以上です。
またまた。ほなほな。Byebye!
Bye bye! (c) JPA, tumblr., DIR EN GREY. PS: senyum Kyo-sensei sangat manis! *cipok basah si om*

ariaでした!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar