Senin, 16 Februari 2015

[diary entry] 命



Hari ini 39 tahun yang lalu, di Kyoto lahir seorang bayi laki-laki. Putra pertama seorang pasangan pengusaha. Namun siapa sangka? Ahli waris utama itu memilih pergi menjalani kehidupan yang diingininya sendiri. 

My life is mine. I decide.

Motto di atas mungkin menjadi dasar hidup banyak orang, termasuk aku, termasuk dia, dan mungkin termasuk kau juga. Tapi apa kau telah benar-benar menjalani hidupmu sebagaimana kau menginginkannya? Kurasa tidak.
Oke, aku memang tak mengenalmu. Jadi akan ku revisi saja.

Tapi… apa AKU telah benar-benar menjalani hidupKU sebagaimana AKU menginginkannya?

Kurasa tidak. 
Ya.
Memang belum.
Tapi pria ini berbeda. 
Pria yang telah berulang kali membuatku menangis. Tapi aku menyukainya.
Kau pasti tau siapa dia. Kau sedang mendengarkan suaranya sekarang. Itu kalau kau tak menggebuk tombol pause di sisi sebelah kanan blog ini ketika datang berkunjung.

Sesuai judul... kali ini aku ingin menulis tentang apa yang kupikirkan mengenai 'kehidupan'.
「命」。sukekiyo 「in all weathers」PV。(c) sun-krad & sukekiyo

「命」
だよね。
Aku belum tau akan membahas apa pada diary entry kali ini. Aku hanya ingin menulis. Yah, tapi, jika menilik kalimat-kalimat sebelum ini, kau pasti sudah tau kalau tulisan kali ini pun akan se-egois dan se-membosankan tulisanku sebelumnya. Silakan tinggalkan tempat ini jika kau memang tak berkenan membaca.


My life’s suck!

Aw well~
Actually, it is not that bad kok~ マジで。

Tapi,
Mengingat Kyo begitu kaya raya, bisa beli jaket dan sepatu harga puluhan juta,
Sedangkan aku sendiri masih kuyu, beli jaket dan sepatu harga puluhan ribu pun aku belum mampu.
Yah… bagaimana aku tak jadi sendu?

Aku nelangsa, tapi bukan karena hidupku.


Dua mata saya, hidung saya satu,
Dua kaki saya pakai sepatu baru~
Dua telinga saya, yang kiri dan kanan,
Satu mulut saya tidak berhenti makan!


-0-

Masih ingat lagu itu?
Dulu aku sering menyanyikannya. Tapi aku tak pernah menyadari sarkasme luar biasa yang terpampang jelas di akhir liriknya.
で、 siapa bilang hidupmu payah, aria?
Kau masih bisa makan enak lebih dari 3x sehari; belum lagi ribuan ‘ular’ yang masuk ke tubuhmu di kala mulutmu itu ndremimil tak henti-hentinya memamah biak.

Oh damn you setan Gluttony dalam diri!

Ah ya, setidaknya tak kugunakan mulutku untuk menorehkan luka di hatinya yang serapuh kaca, menghancur-leburkan hatimu menjadi serpihan debu.

Kau tau? 

Setiap kali aku memikirkan sesuatu akhir-akhir ini, aku selalu mengait-kaitkannya dengan Kyo-sensei, bias utama-ku. Dua tahun lalu yang muncul di pikiranku mungkin bukan dia, tapi Taka. Ya sudahlah, aku sudah membahas tentang ini di lain hari, kan?
So…
Let me tell you this.

Pernah terbaca olehku pengakuan Kyo-sensei tentang pemikirannya.

Menurutku pergi ke sekolah itu buang-buang waktu. Kenapa repot mempelajari sesuatu yang tak ingin kita pelajari, dan bahkan hal itu tak terlalu berguna bagi kehidupan kita nantinya? Lebih baik gunakan waktumu untuk mengasah kemampuanmu di bidang yang kau minati saja.

Ngomong sih gampang om, tak cium hlo kamu! -_________________-)”

Seriously! Begitu mendengar tentang hal idealis yang serasa kekanak-kanakan semacam ini, reaksi normalnya tentu adalah “… lalu bagaimana kau bisa menjalani hidupmu dengan baik? Kalaupun kau tak terlalu butuh intan permata sebagai hiasan, semua orang tetap butuh penghasilan untuk bisa melanjutkan hidupnya. Dan dalam mencari penghasilan kita butuh modal! Modal utama kita adalah dengan belajar, dan belajar itu dilakukan di sekolah!” 

Ya nggak sih?

Bagi sebagian besar penduduk Bumi, salah satu jalan untuk meraih itu adalah dengan belajar… dengan pergi ke sekolah… kalau perlu lanjutin sampai dapat serentetan gelar. Kalau di Indonesia, kita bahkan tidak perlu susah-susah belajar keras. Asal gelarnya dapet, bodo amat deh mau skill pas-pasan atau gimana juga.

Ya nggak sih?

Kata Kyo-sensei, bahkan orang tuanya sendiri pun berpikir demikian. Maksudnya, tentang ‘pergi ke sekolah dan menjadi pelajar baik’ itu. “Kuliahlah, dan dapatkan gelar sarjana, biar nanti dapat kerjaan yang baik dan bisa hidup enak,” kata お父さん. Ya kan, orang tua mana yang nggak sedih kalau anaknya ogah-ogahan belajar, kerjaannya maen game, baca manga sama nonton anime aja? 

“Oh... Nggak mau ke sekolah? Oke, nggak papa kok sayang~”

Ada gitu ortu se-cuek dan se-bebas itu?
Ada lah.
Ada pasti, cuman nggak banyak. Ortu-ku sendiri pun nge-bebasin putri-putrinya. Tapi nggak cuek. Ya kalau aku juga bilang aku mau berhenti sekolah aja, mungkin bunda-ku bakal syok juga. Ya nggak sih, bun? >w<)”

お父さん termasuk orang yang keras kepala, keras hati, pemaksa kehendak, dan pemarah. Persis putranya. Dan yang diinginkan dari putranya itu adalah supaya ia bisa menjadi pribadi yang ‘baik’, dengan bersekolah dan belajar di sana dengan baik. Tapi Kyo menolak itu. Dengan sangat tegas. Mungkin juga dengan nekat. 
“Tidak melanjutkan sekolah bahkan ke SMA? Mau jadi apa kamu, heh?”
Orang ini bahkan belum menemukan apa yang benar-benar ingin dilakukannya dalam hidup ketika ia telah menolak dengan tegas untuk melakukan apa yang tidak ingin ia lakukan. 

Aku belum tau apa yang ingin kulakukan. Tapi aku tau, aku tak ingin melakukan apa yang tak ingin kulakukan. Dan aku tak ingin pergi ke sekolah untuk belajar. Maka, tak kulakukan hal itu. Aku mengembalikan kertas ujian masuk SMA dalam keadaan kosong. I’m done with it. 

Oke fix… Kau gila, Kyo!

Mungkin, jika aku bertemu dengannya sekitar 25 tahun yang lalu ketika dirinya masih berada di usia remaja, aku pun akan mengatakan hal yang sama padanya.

Kau gila, Kyo!


Tapi, pria itu berkata:

Aku bisa saja gagal dan harus tidur di kolong jembatan. Namun bahkan jika hal semacam itu-lah yang terjadi, mungkin aku memang akan mengutuki hidupku, tapi aku akan menjalaninya dan bertanggung jawab atas keputusan yang kubuat sendiri.

Ah… memang ya… kalau orang yang sudah sukses yang mengatakannya, pasti terdengar super keren!
Setiap mengingatnya aku kemudian jadi berpikir, bahwa ada dua hal yang melatar-belakangi kesuksesan manusia di dunia:
一 : willpower
二 : luck
Aku pernah nulis begini di suatu tempat,

If we have the will, we can create the skill.

Kalau kamu mau, kamu bisa mempelajari apapun, kau bisa jadi apapun. Itu yang kupercaya. And Kyo's blessed with skill and luck. Karena meskipun kau jenius luar biasa di suatu bidang tertentu, kalau nggak ada yang notice ya sama aja namanya kamu belum sukses. 
Ya nggak sih?
Kyo-sensei sendiri mengaku tidak terlalu banyak berkembang di awal-awal karirnya. Tapi dia  udah terkenal aja tuh. Dan udah banyak juga orang menyukai DIR EN GREY. Such a luck!
Eh tunggu...
Bukan berarti aku meremehkan apa pun yang mereka kerjakan di jaman-jaman awal karir Diru. Tapi kalau buat aku sih, memang kadang keliatan 'baru'-nya. Diru yang sekarang udah jauh lebih mateng. Musik mereka udah jauh lebih keren. (Meskipun aku masih suka juga terjebak di masa lalu sih~ #IYKWIM). Aku kangen Kyo di masa lalu, tapi aku juga sangat mencintai the now him.

Loh? Kenapa jadi ngelantur gini sih? O_O

Kemarin lusa aku udah nanya kan, 
apa yang kucari?
Selama ini aku merasa jawabannya adalah cinta. 
Padahal aku sendiri belum bisa memberikan cinta yang tulus dan murni. Dan biasanya lebih tergerak oleh nafsu semata. HA... HA!
Oh damn you setan Lust dalam diri!
Dulu aku juga merasa ingin hidup untuk menulis, menulis untuk hidup. Tapi aku pemalas. Aku suka malas membaca. Aku suka malas menulis. Padahal aku suka menulis.

Oh damn you setan Sloth dalam diri!

Jadi ini pembedanya. Orang sukses itu biasanya pekerja keras. Atau orang yang nge-maso diri sendiri (meminjam istilah dari K) dengan menjadi gila kerja. Aku juga masochist, tapi nggak gitu-gitu amat. Ya karena malas nggak ketulungan itu tadi. Haha!
Kalo bicara tentang perbandingan, biasanya aku akan marah. Aku marah karena dia sukses dan aku merasa belum. (Oke, disini bisa dilihat kalau tolak ukur kesuksesan versi-ku adalah dengan menjadi terkenal. #LOL)
Aku marah karena merasa kurang beruntung dengan nasibku berkaitan dengan 'cita-cita'.
Aku marah ketika dia semakin hari semakin hebat, sementara aku masih merasa bahwa my life's suck.

Oh damn you setan Wrath dalam diri!

Well, you know.. dari sini-lah aku menyebut diriku The Scrappy Crabby!
Dasar kau, grumpy little crab!

Hidupku berantakan.
Maaf, revisi.
Bukan hidupku yang berantakan, tapi kepribadianku, pemikiranku, apa yang kupikirkan dalam otakku, apa yang kurasakan dalam hatiku, rambutku... semuanya kusut, dan berantakan.
Yang jelas aku sering kali merasa cemburu. Ungkapan 'rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau' itu ada bukan tanpa sebab. Aku juga manusia. Dan aku merasa perasaan semacam itu memang sangat mungkin timbul. 
Oh damn you setan Envy dalam diri!
Man! It's getting more and more biased!
Sudahlah. Kita sudahi saja di sini.
京先生。DIR EN GREY 「Glass Skin」 PV. (c) sun-krad, SMEJ, DIR EN GREY.

Happy birthday, Kyo-sensei!
Maaf aku belum bisa mengejarmu.
Maaf aku masih mencintaimu secara egois.
Maaf aku masih suka menangis mendengar suaramu.
Seperti sekarang.
ごめん!
以上です。
ariaでした。

Tidak ada komentar:

Posting Komentar